Archive for 2012

Rabu, Desember 05, 2012
Foto-foto pertandingan antara Liverpool vs Manchester City, 26 Agustus 2012 di Anfield Stadium Liverpool. Pada pertandingan tersebut Liverpool nyaris menang andai saja Martin Skrtel tidak melakukan blunder. Liverpool harus merelakan hasil akhir pertandingan dengan skor akhir 2 -2. Keunggulan terlebih dahulu dilakukan oleh liverpool dengan gol yang dilesatkan oleh Martin Skrtel pada menit 34 menyambut bola hasil sepakan pojok Steven Gerrard melalui sundulan kepala. Liverpool unggul 1 - 0. Pada babak kedua Manchester City mampu menyamakan kedudukan hasil sepakan jarak dekat Yaya Toure memanfaatkan bola liar hasil umpan silang Carlos Teves yang gagal dihalau oleh Pepe Reina dan gagal pula dikendalikan oleh Martin Kelly. Kedudukan imbang 1 -1. 3 menit berselang, Liverpool mampu unggul kembali lewat lesatan Luiz Suarez pada menit 66 melalui tendangan bebas ketiang dekat tanpa mampu dijangkau Joe Hart. Tendangan bebas didapat akibat hansball yang dilakukan Jack Rodwell. Liverpool kembali unggul 2 - 1. Namun kesalahan fatal yang dilakukan Martin Skrtel saat melakukan Back Pass kepada Pepe Reina harus dibayar mahal, karena bola mengarah tepat kepada Carlos Tevez. Tanpa kesalahan Tevez mengecoh Pepe Reina dan GOL untuk Manchester City. Skor imbang 2 - 2 menjadi skor akhir pada pertandingan tersebut.




Silahkan download lengkap di sini
Selasa, Desember 04, 2012
Foto-foto pertandingan Liverpool vs West Bromwich Albion pada 18 Agustus 2012 di The Howthorns, kandang West Brom Leg 1. Pada pertandingan tersebut Liverpool kalah telak 3 - 0 melalui gol Zoltan Gera pada menit 43. Gol kedua oleh Peter Odemwingie melalui titik putih pada menit 64. Pinalti diberikan wasit karena Daniel Agger melakukan pelanggaran terhadap Shane Long yang membuatnay dikartu merah oleh wasit. Gol ketiga dilesatkan oleh Romelu Lukaku di menit 77.




Silahkan download lengkap di sini

Liverpool FC gallery By Vanrez..




Silahkan Download lengkap di sini

Wallpaper Liverpool FC 1

Posted by Reza Arrizal F
Selasa, September 18, 2012
Afrika selatan adalah Negara yang terletak diujung selatan Benua Afrika. Sekitar 79,5 persen penduduknya keturunan Afrika Hitam, yang terbagi dalm berbagai kelompok etnik. Afrika Selatan juga memiliki penduduk asal Eropa dan Asia. Orang-orang eropa berkulit putih telah mengkoloni Afrika Selatan sejak pertengahan abad -17. Orang kulit kulit putih yang utamanya dari Belanda dan Inggris telah menguasai kehidupan politik dan ekonomi Negara itu.

Pada 1948, Partai Nasional naik kepuncak kekuasaan. Partai ini memperkokoh politik pemisah ras yang telah dimulai sejak kekuasaan Belanda dan Inggris. Pemerintah Nasionalis membagi semua penduduk berdasarkan ras, yang masing-masing memiliki hak dan keterbatasan. Minoritas kulit putih menguasai penduduk kulit hitam yang mayoritas. Kebijakan itu secara formal dilembagakan yang kemudian dikenal dengan Apartheid (pemisahan). Minoritas kulit putih meikmati standart hidup tinggi, sementara mayoritas kulit hitam tetap terbelakang dalam pendapatan, pendidikan, perumahan dan harapan hidup.

Salah satu tokoh penting dimasa Apartheid adalah Nelson Mandela. Semua orang tau ia bukanlah seorang Muslim. Tapi ada satu sisi yang menarik, yaitu sikapnya sebagai pemimpin yang berjuang dan kemudian berhasil menghapus Apartheid. Kulit putih berkuasa dan memandang rendah serta menindas kaum kulit hitam. Itu sebuah kedzaliman yang terstructur sehingga kulit hitam tidak mendapatkan hak-haknya sebagai manusia yang wajar dan sebagai warga Negara yang sah dalam sebuah Negara yang mayoritas berkulit hitam.

Nelson Mandela lahir di Traskei, Afrika Selatan pada 18 Juli 1918. Mandela belajar di Universitas Colledge of Fort Hare dan University of Witwaterstand dan memperoleh gelar sarjana hukum pada 1942. Ia bergabung dengan ANC (African National Congress; Kongres Nasional Afrika) pada 1944 dan terlibat dalam gerakan perlawanan terhadap Partai Nasional, partai pendukung Apartheid. Karena perjuangannya itu, ia diadili atas tuduhan subservi pada 1956-1961 dan diputus tidak bersalah pada 1961.

Setelah ANC dilarang pada 1960, Nelson Mandela mendirikan sayap militer dalam ANC yang bergerak dibawah tanah. Pada Juni 1961, ANC mempertimbangkan usulannya untuk menggunakan taktik kekerasan dan menyutujui bahwa siapa saja yang bergabung dalam gerakan Mandel tidak akan dihang-halangi oleh ANC. Pemikiran ini mengantarkan lahirnya Umkhonto we Sizwe, semacam gerilyawan kota. Mandela ditangkap pada 1962 dan dihukum 5 tahun penjara dengan kerja paksa. Pada 1963, ketika beberapa pemimpin ANC dan Umkhonto we Sizwe ditahan, Mandela diadili bersama atas tuduhan plot untuk menggulingkan pemerintah dengan kekerasan.

Pernyataanya dari ruang pengadilan mendapatkan perhatian internasional. Pada 12 Juni 1964, delapan orang dari tertuduh, termasuk Mandela, dijatuhi hukuman seumur hidup. Dari 1964 sampai 1982. Ia ditahan di Penjara Robben Island, di luar kota Cape Town; kemudian dipindahkan ke Penjara Pollsmoor, dekat daratan. Selama di penjara, reputasi Nelson Mandela perlahan semakin naik. Ia diakui sebagai pemimpin kulit hitam yang paling menonjol di Afrika Selatan dan menjadi symbol perlawanan ketika gerakan anti-Apartheid semakin kuat. Ia secara konsisten menolak menghentikan gerakan perlawan untuk memperoleh pembebasan dirinya. Nelson Mandela dibebaskan pada 11 Pebruari 1990. Setelah dibebaskan, ia secara all-out berjuang untuk mewujudkan cita-citanya yang telah ia perjuangkan selama 40 tahun. Pada 1991, Mandela terpilih menjadi Presiden ANC, sementara teman seperjuangannya, Oliver Tambo, menjadi ketua harian.

Setelah menjadi Presiden Afrika Selatan melalui pemilu yang bersejarah pada 1994, Mandela diwawancarai oleh seorang wartawan dan ditanya apa yang akan dilakukan terhadap orang-orang yang pernah memenjarakannya dan menghinakannya. Konon, ketika di penjara ia pernah dihinakan dan dikencingi, suatu perlakuan yang tentunya sakat menyakitkan. Secara mengejutkan, Nelson Mandela menjawab pertanyaan wartawan itu dengan mengatakan, “…..to forgive but not to forget.” Artinya “….memaafkan tetapi tidak melupakan.

Banyak tokoh pembuat sejarah yang lahir didunia ini. Sejarah adalah Guru yang terbaik, maka kita harus belajar dari sejarah. Semakin banyak merenung, semakin banyak pula pelajaran yang bisa kita dapat. Al-Qur’an dengan jelas mendorong agar kita terus mengambil ‘ibrah (pelajaran) di  mana saja (fa’tabiru ya ulil abshar). Mandela telah memberi pelajaran tentang perjuangan melawan kedzaliman, melawan diskriminasi. Ia juga memberikan pelajaran tentang pentingnya memaafkan, tidak mendendam mereka yang pernah mendzaliminya. Ia juga memberikan pelajaran untuk tidak melupakan kesalahan masa lalu agar tidak mengulang kesalahan yang sama.

Tidak mustahil, Nelson Mandela sesunggunya belajar dari Nabi Muhammad SAW ketika menaklukan kota Makkah, yang penduduknya pernah berencana membunuhnya. Nabi Muhammad SAW menyatakan saat penaklukan itu, “antum thulaqa’,” yang artinya, “wahai penduduk Makkah, kamu semua bebas” tidak aka nada balas dendam.


Oleh :
Syafiq A. Mughni, Matan, Edisi 72, Juli 2012

MENELADANI PERJUANGAN NELSON MANDELA

Posted by Reza Arrizal F
Sabtu, September 15, 2012
SIAPA tidak pernah mendengan istilah pendidikan karakter? Bapak-ibu guru mungkin tidak asing dengan format pendidikan yang ramai dijumpai di sekolah dewasa ini. Pada berbagai daerah pun muncul desakan agar pendidikan karakter dibakukan dalam kurikulum. Padahal model pendidikan dari Barat ini bukan tanpa kritik. Erma Hida Prawitasari, Direktur Andalusia Islamic Education Management Service mengkritik tajam metode pendidikan karakter. Ini disebabkan karena di Barat pendidikan ini berfaham bebas nilai.

“Pendidikan Karakter di Barat hanya membantu siswa menemukan nilainya sendiri. Jadi mereka bebas punya nilai yang berbeda-beda. Ini sangat bertentangan dengan Islam,” imbuh master pendidikan dari Universitas Boston ini suatu ketika dalam diskusi kantor  Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations (INSISTS), Jakarta.

Menurut Erma, di Barat, jika zina itu dilakukan anak dengan sadar, sukarela, dan bertanggungjawab, maka itu tidak bermasalah dalam pendidikan Karakter. Yang bermasalah justru kalau perzinahan dilakukan tanpa disertai sikap bertanggung jawab.

“Ini kan bertentangan dengan Islam. Dalam Islam, zina itu pasti dosa terlepas dari seorang anak itu mau bertanggung jawab untuk punya anak atau tidak,” cetus wanita lama tinggal di Barat ini.

Rupanya bukan saja model pendidikannya yang bermasalah, bahkan pendirinya pun memiliki sisi kelam.

Adalah Lawrence Kohlberg, yang dikenal sebagai Profesor dalam bidang psikologi sosial di Universitas Chicago. Selain itu Kohlberg juga terkenal sebagai pakar pendidikan di zamannya. Tidaklah heran jika teori moralnya dicicipi para mahasiswa keguruan di bangku perkuliahan.

Lahir di Bronxville New York tahun 1927, Kohlberg terlahir sebagai seorang Yahudi. Kisahnya kemudian dihiasi dengan berbagai usaha memobilisir eksodus warga Yahudi ke Palestina. Meskipun masih terbilang muda (18 tahun), ia telah berkomitmen kepada Zionisme dan turut mengangkat senjata. Kecintaannya akan berdirinya Negara Israel raya dibuktikannya dalam menjalani aksi-aksi penuh resiko.

Cerita memilukan ini bermula dari tugas akademisnya di Punta Gorda, Belize, sebuah negara kecil di pesisir timur Amerika Tengah. Kunjungan itu dilakukan Kohlberg pada tahun 70-an beberapa saat setelah ia pulang dari negara Zionis Israel. Selama di Belize, pria berambut panjang ini untuk melakukan penelitian sepuluh hari dari bulan desember 1971 hingga awal 1972.

Selama penelitiannya itu, Kohlberg tidak sadar telah terinfeksi sebuah parasit bernama Giardia Lamblia. Parasit ini terkenal sebagai salah satu parasit ganas yang menyerang 200 juta penduduk bumi di seluruh dunia. Meski kecil, Giardia Lamblia dapat memicu demam tinggi pada tubuh manusia.

Seperti ditulis Garz Detlef dalam buku biografi tentang Kohlberg, Lawrence Kohlberg: An Introduction, penyakit mengerikan Kohlberg berhasil didiagnosa dokter pada Mei tahun 1973. Kohlberg kemudian harus menerima suatu kondisi, dimana rasa sakit, ketidakberdayaan, hingga pada tahap depresi melanda kehidupannya selama 16 tahun. Hal ini tidak lain disebabkan efek dari virus yang ditancapkan sang parasit. Untuk meredakan penyakitnya, Kohlberg pun kemudian dirawat pada sebuah rumah sakit di Cape Pod, Massachusetts.

Perawatan intensif Rumah Sakit rupanya tidak membawa Kohlberg pada kesembuhan. Kondisi yang tak jua kunjung membaik, membuat kondisi kesehatan Kohlberg menurun, baik secara fisik maupun mental. Inisiator pendidikan karakter ini pun diliputi rasa putus asa. Entah kenapa gagasan pendidikan karakter yang ia telurkan tidak terinternalisasi dengan baik pada dirinya.

Kohlberg terjerembab pada depresi berkepangangan dan tidak banyak berjuang untuk bertahan. Ironisnya, Kohlberg justru terfikir untuk mengakhiri hidupnya. Tentu ini adalah sebuah aib bagi dunia psikologi yang mengajarkan perlawanan untuk keluar dari sebuah masalah.

Senin, 19 Januari 1987, Kohlberg meminta cuti satu hari dari Rumah Sakit Massachusetts tempat ia dirawat. Tanpa diketahui pihak medis, Kohlberg lalu pergi dengan mobilnya menuju pantai yang sepi. Kabarnya, Kohlberg dihantui persaan gundah. Ia merasa sudah putus asa melihat penyakitnya tidak beranjak kepada kesembuhan.

Mulai saat itu, kabar kaburnya Kohlberg mencuat di media massa. Banyak orang mencari keberadaanya namun tidak berhasil mendapati aktivis yang menyelundupkan bangsa Yahudi ke Palestina terebut. Dan kabar beredar bahwa Kohlberg justru mengunjungi Boston Harbor, sebuah daerah tepi pantai dekat Samudera Atlantik. Dan di samudera Atantik itulah, pencetus pendidikan Karakter ini rela membunuh dirinya sendiri secara tragis. Kohlberg menenggelamkan tubuhnya ke dalam samudera bersama virus yang telah menggerogotinya dalam waktu sekian lama.

Sesaat setelah itu, informasi menghilangnya Kohlberg masih mewarnai media-media besar di Amerika Serikat. Polisi pun terlihat sibuk mencari tahu kabar kaburnya Kohlberg.

Dalam laporan The New York Times, polisi hanya menemukan mobil Kohlberg terparkir di perumahan Jalan Winthrop pada tanggal 21 Januari 1987. Hingga jasad Kohlberg akhirnya berhasil diketemukan pada April 1987. Tepat pukul jam 12:30 siang, seorang polisi negara bagian patroli menemukan jenazah Kohlberg mengapung sekitar 1.000 meter ke arah selatan pantai. Dari hasil pemeriksaan medis, disimpulkan bahwa tenggelam adalah penyebab kematian seorang Kohlberg.

Sayangnya, hingga kini kematian Kohlberg masih saja dirayakan oleh beberapa kalangan di Amerika. Mereka menilai Kohlberg telah mengambil pilihan hidup yang tepat bagi dirinya. Iya, persis seperti doktrin pendidikan karakter.*


Sumber

BULAN Ramadhan adalah momentum bagi umat manusia melatih dirinya mengendalikan hawa nafsu. Hawa nafsu adalah kecenderungan jiwa kepada sesuatu baik itu berupa kebaikan atau keburukan. Setiap ayat Al Qur’an yang menyebutkan tentang hawa nafsu selalu dalam bentuk pencelaan di samping mengingatkan agar kita tidak mengikuti dan cenderung kepadanya. Di sinilah kita ditempa oleh Allah Shubhanahu Wata’ala di bulan yang suci. Bulan di mana setiap orang beriman dituntut untuk mendahulukan kewajibannya dengan mengendalikan hawa nafsunya.

Salah satu ibrah menahan hawa nafsu itu dapat kita petik dari seorang ulama dan sastrawan kenamaan asal Mesir. Dialah Sayyid Quthb. Kisah menahan hawa nafsu dari penulis tafsir Fi Zhilalil Qur’an ini dimulai saat ia menuju Amerika Serikat. Ia menumpang sebuah kapal laut dari Mesir menuju benua Amerika dalam rangka melakukan tugas penelitian.  Kisah ini tertuang dalam buku "Amarieeka Minaddaghili", karangan Dr. Abdul Sholah Fatah Al Kholidi yang menulis secara khusus pengalaman Sayyid Quthb di negeri Paman Sam.

Al Kholidi menulis bahwa Sayyid Quthb yang baru saja ditolak cinta oleh pujaan hatinya (calon istri), harus mengalami ujian silih berganti. Cobaan untuknya pertama kali terjadi ketika seorang wanita cantik tiba-tiba mengajaknya berhubungan seksual di sebuah kamar kapal. Hal itu terjadi tidak lama setelah Sayyid Quthb memasuki kamarnya untuk istirahat.

Saat itu suara seorang perempuan terdengar mengetuk pintu kamarnya. Sayyid Quthb lalu membukanya. Tak disangka, ternyata di hadapannya telah berdiri seorang wanita setengah telanjang dengan gaya merangsang. Sang wanita itu menyapa Sayyid lewat bahasa Inggris, "Bolehkah saya menjadi tamu tuan malam ini?"
Sayyid terperangah. Ia hampir saja kalap. Ia sadar sedang diuji oleh Allah, karena Sayyid sudah bertekad menyerahkan seluruh jiwa dan raganya hanya untuk Islam. “Saya bermaksud menjadi orang kedua, yakni orang Islam yang loyal dan kukuh, dan Allah berkehendak menguji saya: apakah maksud dan niat saya ini benar, atau hanya sekedar bisikan hati saja?” gumam Sayyid membatin.


Namun bukan Sayyid Quthb namanya jika tidak tahu bahwa inilah ‘jawaban’ yang diberikan oleh Allah ketika ia betul-betul berjanji ingin memperbaiki diri. Ia lekas mengangkat kepalanya, lalu menolak rayuan wanita itu secara halus. Namun, wanita itu bergeming. Melihat kondisi tidak berubah ke arah lebih baik, Sayyid mengatakan, “Di kamar hanya ada satu tempat tidur, maaf.”



Mendengar jawaban Sayyid, wanita itu semakin mendesak untuk masuk. Ia bak singa lapar ingin menerkam mangsanya lewat tampilan sensual penuh godaan. Pada titik itulah, Sayyid bersikap lebih tegas. Lewat iman yang teguh, ia mengusir sang wanita menjauh dari kamar.



Begitu lulus dari ujian yang pertama, Sayyid Quthb segeramengucap: “Alhamdulillah, saya merasa bangga dan bahagia, karena saya telah berhasil memerangi hawa nafsu. Dengan demikian nafsu itu berjalan di atas jalan tekad yang saya tentukan.”



Wanita itulah senjata pertama yang dirancang Amerika untuk menggoda dan meruntuhkan iman Sayyid. Namun, Allah lebih mengetahui ketetapan jalan yang beliau pilih, yakni jalan Allah, jalan keimanan, jalan cahaya Rabbani yang terang menyala-nyala hingga Allah memberinya taufik dan pertolongan dalam memenangkan ujian hawa nafsu itu.

Tarbiyah Sejati
Namun bukan Amerika namanya jika masih belum jera memasukkan tiap muslim ke lubang galiannya. Mereka kembali memperalat seorang gadis guna menaklukan iman Sayyid. Dari satu universitas ke universitas lain, mereka setia menguntit setibanya Sayyid di Amerika dan mulai meneliti berbagai kampus di sana hingga datang seorang wanita yang berdebat dengannya tentang perlunya free sex di Institut Keguruan di Colorado dan Galersi.


Wanita itu menjelasakan tentang indahnya kehidupan seks di Amerika. Ia menawarkan Sayyid untuk tidak ragu mencicipinya. Sayyid sadar, ia kembali diuji. Namun lagi-lagi, cobaan itu kembali berhasil dilaluinya. Ia bergeming dan tidak tergoda sedikitpun atas tawaran sang gadis.



Sudah selesaikah ujian untuk Sayyid? Ternyata tidak. Cobaan ketiga datang dari seorang pegawai hotel yang dengan promosi cabulnya menawarkan wanita-wanita cantik. Kembali, Sayyid Quthb hanya tersenyum dan menolak tawaran hina itu.



Bayangkan itu semua terjadi di tengah kondisi negara bebas seperti Amerika dan dalam kondisi Sayyid sedang rindu akan sosok pendamping. Tak sedikit pemuda Muslim yang hanya dalam waktu satu hingga dua bulan terjebak atas tawaran memikat dari pesona sensual Amerika. Inilah hasil dari tarbiyah sejati dari Sayyid Quthb yang sejak kecil telah dididik oleh ibunya lewat untaian rabbani.



Ujian itu terus silih berganti dayang. Kali ini seorang pemuda Arab yang mencoba mempengaruhi Sayyid dengan ceritanya tentang pergaulan bebas yang dilakukannya dengan wanita-wanita Amerika.



Pemuda itu menceritakan bak setan tengah mempengaruhi manusia untuk menjajal perilaku tercela, walau hanya sedetik berselimut syahwat jelata. Lagi-lagi, Sayyid bersyukur. Ia mengucapkan alhamdulillah, betapa Allah amat sayang kepadanya. Godaan demi godaan mampu ia tepis lewat sebongkah cahaya Iman yang terpatri dalam hati.



Ada pula seorang perawat yang menceritakan kelebihan-kelebihan yang didamba oleh setiap laki-laki. Juga upaya seorang mahasiswi untuk menghapus rasa jijik pada pikiran beliau terhadap hubungan seksual yang kotor. Ia menganggap bahwa hubungan seksual tidak lebih dari praktek hubungan biologis yang tidak ada alasan bagi manusia untuk mencelanya, baik dari segi etika maupun lainnya. Sekali lagi, iman Sayyid sangat tebal. Itulah kunci ia mampu menjadi pria sejati walaupun hingga akhir hayat ia tidak beristri. Kebathilan demi kebathilan tersebut, tak mampu menghanyutkannya kepada dunia. Subhanallah.



Itulah Sayyid Quthb yang kelak sepulangnya dari Amerika, beliau bergabung dengan barisan gerakan Al Ikhwan al Muslim dan disebut-sebut sebagai ideolog kedua Ikhwan sekaligus mujahid yang tercecer darah syuhada dalam hidupnya. Semoga Allah memberikan menempatkannya bersama kafilah Syuhada di jannah Allahuta’ala. Allahuma Aamiin.*




Oleh: Muhammad Pizaro Novelan Tauhidi


Senin, Juli 23, 2012
18 Juli 2012 19:43 WIB
Dibaca: 2074
Penulis : M. Arifin Ismail, Ketua Umum PCIM Malaysia


Barangsiapa diantara kamu yang menyaksikan anak bulan Ramadhan maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu ( QS. Al Baqarah : 285 ).
Perbedaan metrode untuk menentukan awal bulan, baik itu awal ramadhan maupun awal syawal terjadi disebabkan perbedaan ijtihad dalam metode antara kaedah apakah awal bulan tersebut dilakukan dengan adanya “ wujudul hilal” ( adanya anak bulan-walaupun belum nampak dilihat tetapi ada dalam perhitungan ilmu falak ) atau metode “imkanurrukyah “ ( kemungkinan nampaknya anak bulan- sehingga untuk nampaknya anak bulan diperlukan ketinggian dua derajat ). Perbedaan metode ini terjadi disebabkan perbedaan ijtihad dalam memahami nash dalil tentang melihat anak bulan, daripada nash alQuran dan hadis. Dalam al Quran disebutkan : “ Siapa diantara kamu yang menyaksikan anak bulan Ramadhan maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu “ ( QS. Al Baqarah : 285 ). Rasulullah juga bersabda : “ Hendaklah kamu berpuasa karena melihat anak bulan, dan berbukalah kamu karena melihat anak bulan, dan jika langit mendung maka cukupkanlah tiga puluh hari “ ( riwayat Muslim.). Dalam hadis lain, riwayat Bukhari dan Muslim dinyatakan : “ Satu bulan itu mempunyai 29 malam, oleh itu jangan kamu mulakan puasa sehingga kamu melihat anak bulan. Jika cuaca pada malam itu mendung dan kamu tidak dapat melihat anak bulan, maka sempurnakanlah 30 hari bagi perhitungan untuk bulan sya’ban “.

Perbedaan terjadi akibat perbedaan dalam memahami kalimat “ melihat anak bulan “ dalam nash diatas, apakah melihat itu berarti melihat dengan mata kepala atau dengan teropong sehingga mensyaratkan ketinggian tertentu untuk dapat dilihat, ataukah kalimat “melihat “ itu juga diartikan sudah adanya anak bulan dengan perhitungan astronomi walaupun belum dapat dilihat oleh pandangan mata ?. Perbedaan pemahaman inilah yang mengakibatkan perbedaan metode dalam menentukan anak bulan . Metode pertama melihat anak bulan dalam arti “ anak bulan dapat dilihat “. Melihat anak bulan diperlukan ketinggian derajat tertentu sehingga jika anak bulan tidak terlihat , seperti jika ada awan, atau belum sampai ke derjat yang terlihat, maka dianggap anak bulan belum nampak. Untuk itu maka perhitungan bulan hijriyah sebelumnya digenapkan menjadi tiga puluh hari. Metode kedua menyatakan bahwa “melihat anak bulan “ dalam arti “ sudah adanya bulan ( wujudul hilal ) “, sehingga jika bulan sudah ada, maka jatuhlah awal bulan, walaupun anak bulan tidak terlihat disebabkan kurangnya ketinggian untuk sampai terlihat, tetapi dengan perhitungan ilmu astronomi, anak bulan sudah ada maka awal bulan dapat ditentukan dengan adanya anak bulan tersebut. Kelompok kedua ini berijtihad bahwa kalimat “ anak bulan dapat dilihat :, maksudnya adalah anak bulan sudah ada menurut perhitungan astronomi, walaupun tidak terlihat sebab terlihatnya bulan memerlukan syarat ketinggian tertentu.

Perbedaan juga terjadi dengan perbedaan Matla ( tempat keluar anak bulan ). Bagi sebagian ulama, muncul anak bulan di suatu tempat di muka bumi ini, misalnya di Saudi Arabia, di Afrika, sudah dapat dijadikan patokan adanya bulan, walaupun di negeri lain tidak terlihat. Mazhab Hanafi menyatakan bahwa penduduk di negeri timur wajib berpuasa jika mendapat kepastian bahwa anak bulan kelihatan di negeri bahagian barat. Mazhab Maliki berpendapat bahwa apabila anak bulan kelihatan, puasa hendaklah ditunaikan di seluruh negeri baik itu negeri yang dekat atau jauh. Mazhab Hanbali menyatakan bahwa apabila telah tetaplah kelihatan anak bulan di satu tempat sama ada dekat atau jauh, maka semua orang wajib berpuasa dan bagi orang yang tidak melihatnya juga wajib berpuasa sebagaiman diwajibkan bagi orang yang telah melihat anak bulan tersebut. Sedangkan bagi sebagian ulama lain seperti mazhab Syafii, menyatakan bahwa perbedaan Matla’ diambil kira, sebab nampak di suatu tempat, untuk hukum di tempat terbeut, dan tidak dapat berlaku bagi tempat yang belum nampak anak bulan. Pendapat ini berdasarkan bahwa waktu shalat juga berbeda dengan adanya matla’, sebab itu perbedaan menentukan awal bulan juga dibenarkan. Ulama Syafii mengatakan dibolehkan nya perbedaan tersebut berdasarkan hadis daripada sahabat Kuraib, menyatakan bahwa Ummu Fadl menghantarkannya menemui Muawiyah di negeri Syam ” Aku tiba di Syam dan menunaikan hajatnya sedangkan pemberitahuan anak bulan berkumandang di udara. Aku melihat anak bulan pada malam Jumat kemudian aku balik ke Madinah pada akhir bulan. Pada waktu itu aku ditanya oleh Ibnu Abbas tentang anak bulan. Kata Ibnu Abbas, ” Bilakah kamu melihat anak bulan ? ” Aku menjawab : ” Kami melihatnya pada malam Jumat ”. Ibnu Abbas bertanya lagi : ” Adakah engkau sendiri melihat anak bulan ? ”. Aku menjawab : ” Ya, dan orang lainpun melihatnya, mereka berpuasa dan Muawiyah juga berpuasa ”. Ibnu Abbas berkata : ” Kami disini melihat anak bulan pada malam Sabtu, oleh karena itu kami terus berpuasa hingga kami sempurnakan 30 hari atau hingga kami melihat anak bulan syawal ”. Aku bertanya lagi : ” Tidakkah memadai bagi kalian dengan terlihatnya anak bulan itu dan puasanya khalifah Muawiyah ”. Ibnu Abbas menjawab : ” Tidak, beginilah caranya Rasulullah saw menyuruh kami ”. ( Wahbah Zuhaili, Fiqul Islam wa adillatuhu, jilid 2 ). Menurut hadis diatas, penduduk Syam dan khalifah Muawiyah menentukan awal bulan pada malam jum’at, dan mulai berpuasa pada hari jum’at, sedangkan penduduk madinah tidak melihat bulan sehingga mereka menyempurnakan bilangan bulan, dan mulai berpuasa pada harin sabtu, walaupun pada waktu itu madinah masih dibawah pemerintahan Muawiyah, yang beribukota di negeri Syam. Oleh sebab itu, hadis ini menjadi dalil bahwa terlihatnya bulan d suatu negeri tidak dapat menjadi hukum bagi negeri yang lain, dan dalil bagi dibolehkannya berbeda dalam melihat anak bulan antara satu negeri dengan negeri yang lain. Kedua-duanya adalah sah dan tidak ada yang salah, sebab kedua-duanya melihat bulan dalam tempatnya masing-masing. Dalam Fiqih Islam, perbedaan tersebut tidak menjadi masalah, apakah itu perbedaan metodologi, ataupun perbedaan matla’, sebab kedua metodologi tersebut tetap mengacu kepada dalil yang sah berdasarkan nash yang kuat.

Perbedaan tersebut sudah terjadi sejak pada zaman sahabat sampai sekarang, demikian juga akan tetap terjadi perbedaan dimasa mendatang. Perkara yang utama, adalah sikap menghargai perbedaan masing-masing, sebab perbedaan metode ataupun perbedaan dalam matla’ tidak boleh menjadi sebab pertengkaran dan perpecahan. Sebagaimana telah dilakukan oleh sahabat terdahulu, perbedaan menentukan awal ramadhan bagi masyarakat Madinah, tidak menjadi persoalan yang dibesarkan oleh khalifah Muawiyah dan masyarakat Syam, sebab mereka memahami bahwa perbedaan itu terjadi juga berdasarkan nash dari hadis nabi. Itulah sebabnya Ibnu Abbas berkata bahwa mereka melakukan puasa hari sabtu, sebab mereka tidak nampak bulan pada malam jumat, sedangkan bagi masyarakat Syam bulan sudah nampak pada malam jumat, sehingga mereka berpuasa pada hari jum’at. Masyarakat Syam tidak menyalahkan masyarakat madinah sebab mereka berpuasa di hari sabtu, sebab mereka memahami bulan tidak terlihat bagi masyarakat Madinah pada malam Jumat sehingga mereka menggenapkan bilangan sampai tiga puluh hari dan baru memulai puasa pada hari sabtu. Sikap yang diambil oleh masyarakat Madinah juga berdasarkan hadis ” jika cuaca mendung dan anak bulan tidak terlihat maka sempurnakanlah tiga puluh hari ”. Demikian juga masyarakat Madinah memahami sebab perbedaan masyarakat Syam karena mereka telah melihat bulan sesuai dengan hadis nabi ” berpuasalah kamu jika kamu melihat anak bulan ”. Kedua masyarakat tersebut perbeda dalam menentukan awal puasa, dan keduanya sama-sama berdasarkan nash hadis Rasulullah, sehingga Ibnu Abbas berkata : ” Demikianlah cara Rasulullah menyuruh kami ”. Artinya kami berpuasa pada hari Sabtu tersebut sesuai dengan perintah Nabi, dan bagi masyarakat Syam mereka berpuasa pada hari jumat juga sesuai dngan perintah nabi. Sikap menghargai perbedaan tersebut merupakan sikap yang diperlukan pada hari ini. Masyarakat yang menentukan awal ramadhan dengan ” wujudul hilal ” yang biasanya dipakai oleh kelompok tertentu seperti ormas Muhamadiyah harus menghormati mereka yang menentukan awal ramadhan dengan metode ” imkanurukyah ” yang dipakai oleh kelompok lain. Demikian juga kelompok yang memakai ”imkanuukyah ” walaupun didukung oleh keputusan pemerintah dan mayoritas ormas Islam seperti Nahdatul Ulama, AlWashliyah, dan ormas lain juga harus menghormati kelompok yang memakai metode ”wujudul hilal ”. Demikian juga kelompok yang mengikut awal ramadhan sesuai yang ditentukan oleh negara Arab karena memakai Matla yang satu sebagaimana dipakai oleh mazhab Hanafi, Maliki dan Hanbali juga harus menghormati mazhab Syafii yang akan menentukan awal ramadhan sesuai dengan perbedaan matla’. Demikian juga pengikut mazhab syafii hatus menghormati pengikut mazhab lain yang akan berpuasa mengikut dengan ketentuan puasa negeri yang lain. Sikap saling menghormati perbedaan dan pendapat inilah yang merupakan kunci persatuan umat. Marilah kita masuki bulan ramadhan dengan semangat ukhuwah dan persatuan bukan dengan mencari-cari kesalahan dan perbedaan. Fa’tabiru Ya Ulul albab.

Sumber

Antara Hisab dan Rukyah

Posted by Reza Arrizal F
Kamis, Maret 08, 2012

“Tidaklah orang Muslim ditimpa cubaan berupa penyakit atau lainnya, melainkan Allah menggugurkan keburukannya, sebagaimana pohon yang menggugurkan daunnya.” (HR. Bukhari-Muslim)
Terubat hati dan jasad yang sedang meronta pilu kesakitan ini dipujuk hadis ini. Digagah juga untuk terus bangun menyempurnakan misi perjuangan hidup yang berliku-liku. Perjuangan mesti diteruskan!
Untuk kesekian kalinya ana diuji lagi dengan ujian dari Nya. Puas sudah berjumpa doktor, namu tiap kali diajukan soalan yang sama, jawapannya masih terus membuat ana tersenyum sinis. Membuatkan ana berfikir sejenak, apakah para doktor hanya tahu menghafal ubat tanpa punya rasa ingin tahu akan sebab dan punca terjadinya penyakit itu. Pesanan untuk para bakal doktor sekalian, elakkan daripada bertanya pesakit anda apakah masalah yang dihadapi mereka kerana soalan itu sepatutnya mereka tujukan kepada kalian! dan kini mungkin ana pengumpul ubat paling berjaya di institut ini..
Semua orang pernah sakit. Rasulullah S.A.W sendiri pernah mengalami sakit. Namun begitu Nabi tetap sabar dan tabah. Beliau mengatakan kepada Ibnu Mas’ud, bahawa penyakit yang datang ke dalam tubuh seorang Muslim itu dapat menggugurkan dosa sebagaimana pohon yang menggugurkan daunnya.
Dalam waktu lain, Rasulullah menjenguk Salman al-Farisi yang sedang berbaring sakit.Rasulullah bersabda. “Sesungguhnya ada tiga pahala yang menjadi kepunyaanmu dikala sakit. Engkau sedang mendapat peringatan dari Allah Subhanahu Wa Taala, doamu dikabulkan-Nya, dan penyakit yang menimpamu akan menghapuskan dosa-dosamu.”
Rasulullah pun melarang untuk mencela penyakit. Ketika Ummu Saib sakit dan mencela penyakit yang menimpanya, Nabi bersabda.
“Janganlah kamu mencela demam. Kerana sesungguhnya demam itu menghakis kesalahan anak cucu Adam sebagaimana bara api mengikis keburukan besi.” (HR. Muslim)
Hikmah Sakit
Dalam sebuah buku yang berjudul Yasalunaka fi al-Dinwa al-Hayat dan dikutip dalam Tabloid Syiar, Dr. Ahmad al-Syurbasi menulis ada lima hikmah dari sakit yang dialami manusia.
Pertama, sakit merupakan kesempatan untuk beristirahat. Kecenderungan manusia saat sihat adalah memperlakukan tubuhnya laksana robot. Ia terus bekerja demi mengejar kenikmatan dan kesenangan materi tanpa henti dan tanpa memperhatikan kesehatan diri sendiri. Ia tidak menyedari bahwa otot-otot yang ada dalam tubuhnya memiliki keterbatasan.
Maka ketika seseorang sakit, ia memperoleh kesempatan untuk beristirahat, sambil melakukan introspeksi dan berpikir untuk memperbaiki pola hidupnya setelah ia sembuh nanti.
Kedua, sakit merupakan pendidikan. Ketika seseorang sakit parah, ia akan memahami betapa mahalnya nilai kesihatan. Ia pun rela mengeluarkan segala yang ia miliki demi kesembuhan penyakitnya.
Ketika seseorang sakit, ia akan merasakan betapa nikmatnya selalu ditemani, dilayani, disediakan makanan, dan yang paling nikmat dihibur. Maka, setelah sembuh nanti, ia akan tahu apa yang harus ia lakukan ketika orang lain yang sakit.
Ketiga, sakit merupakan teguran atas kesombongan manusia. Ketika sihat, manusia terkadang bertingkah seolah-olah dialah yang paling gagah, paling berkuasa dan paling berpengaruh. Tapi ketika sakit menderanya, segagah apapun menusia, sebesar apapun manusia dan sebesar apapun pengaruhnya, ia tidak dapat beranjak dari tempat tidurnya. Ketika itu, ia tidak lebih dari seonggok tulang dan darah yang dibungkus kulit.
Keempat, sakit merupakan kesempatan untuk bertaubat dan menghapus dosa. Hal ini bukan hanya dilakukan oleh yang soleh, orang sejahat apapun ketika sakit parah tak bisa berbuat apa-apa. Tangannya tidak ringan lagi. Mulutnya tak mampu mencacimaki lagi. Yang ada hanyalah penyesalan dan penyeselan.
Di samping itu, sakit yang diderita manusia merupakan kesempatan untuk memohon ampun atas dosa-dosanya. Dalam hadits diterangkan. “Tidaklah seorang muslim tertimpa keletihan, sakit, kebingungan, kesedihan dan keruwetan hidup, atau bahkan tertusuk duri, kecuali Allah menghapus dosa-dosanya. (HR. Muttafaq Alaih).
Kelima, sakit merupakan kesempatan untuk memperbaiki hubungan keluarga dan sosial. Ketika seseorang sakit, kerabat dekat akan semakin dekat, kerabat jauh akan menjadi dekat dan yang kenal akan semakin akrab. Ketika seorang anak sakit, orang tua akan semakin sayang dan perhatian terhadap anaknya. Sebaliknya, ketika orang tua sakit, sang anak akan semakin sayang dan hormat kepada orang tuanya.
Maha Suci Allah yang maha mengetahui. Sesungguhnya setiap yang terjadi itu punya sebab dan hikmah yang tersendiri. Allah sedang mendidik hambaNya dengan melimpahkan ‘sakit’. Mendidik hambaNya supaya tidak lalai dalam mentaati Nya. Ampunkan kami Ya Allah kerana kufur nikmat yang Engkau berikan…


- Sumber -

Sakit Itu Nikmat

Posted by Reza Arrizal F

Oleh: Alwi Alatas
Hidayatullah.com--Hadia Ragheb Dajani-Shakeel dalam disertasinya, Al-Qadi al-Fadil: His Life and Political Career, menyebutkan bahwa proses eliminasi kerajaan Fatimyah dan peralihannya menjadi sebuah kesultanan Sunni dilakukan dalam tiga tahap:
Pertama, membersihkan administrasi pemerintahan serta kekuatan militer Mesir dari para pendukung Ismailiyah.
Kedua, mempersiapkan masyarakat melalui propaganda dan pendidikan yang mengkritisi keyakinan dan kebijakan Fatimiyah.
Ketiga, membangun dan mengokohkan administrasi serta militer yang mendukung kepemimpinan Shalahuddin.
Semua itu tidak mungkin dijalankan Shalahuddin tanpa adanya bantuan orang dalam di pemerintahan Mesir, dalam hal ini al-Qadhi al-Fadhil. Karena itu tidak salah jika seorang penulis, Muhammad al-Abdah, menyebutnya sebagai “among those who revived the Sunnah.”
Sejak masa itu, al-Qadhi al-Fadhil menjadi orang kepercayaan Shalahuddin al-Ayyubi.
Nasihatnya selalu didengar oleh sang Sultan, baik dalam masalah administrasi pemerintahan, ekonomi, maupun militer. Ia juga menjadi penasihat yang baik bagi Shalahuddin dan mengingatkannya terhadap hal-hal yang dituntun dalam agama. Ketika Shalahuddin sibuk berperang dan berusaha mengambil alih wilayah Mosul, sebuah kota Muslim di Irak yang belum mau tunduk pada kekuasaannya, ia tiba-tiba jatuh sakit.
Al-Qadhi al-Fadhil kemudian menasihatinya agar fokus dalam memerangi pasukan Salib. “Anda sebaiknya tidak lagi memerangi sesama Muslim setelah Allah memberikan kesembuhan,” katanya kepada Shalahuddin. “Anda sekarang mesti mengarahkan seluruh perhatian untuk memerangi pasukan salib.” Shalahuddin menerima nasihatnya itu.

Kedudukannya pada kesultanan yang dipimpin oleh Shalahuddin digambarkan dengan sangat baik oleh seorang penulis:

Al-Qadhi al-Fadhil, semoga Allah merahmatinya, merupakan (seorang petinggi) kesultanan Shalahuddin (al-dawla al-Shalahiyya). Ia merupakan sekretarisnya, wazirnya, tuannya, penasihatnya, serta penyuplai tentaranya. Ia menanggung seluruh bebannya, memerintah seluruh wilayahnya ... ketika sang Sultan sedang pergi (dari Mesir atau dari Suriah), ia memerintah sebagai wakilnya, atau membantu deputinya, baik deputinya itu merupakan salah satu adik atau anak Sultan.

Ia menerima kepercayaan itu hingga Shalahuddin meninggal dunia pada tahun 1193. Setelah itu, ia menarik diri dari dunia politik hingga ia meninggal dunia sekitar enam tahun kemudian. Kelihatannya, ia tidak merasa cocok dengan situasi politik selepas wafatnya Shalahuddin al-Ayyubi.

Di samping peranan politik, al-Qadhi al-Fadhil mempunyai banyak peranan penting lainnya. Ia mencatat berbagai peristiwa yang terjadi pada masa ia menjabat di pemerintahan dan catatannya itu berjumlah banyak dan menjadi rujukan bagi para sejarawan yang hidup setelahnya. Ia juga dikatakan mendirikan sebuah perguruan tinggi, Darb al-Mulukhiyah, di Kairo, dan tampaknya Abul Qasim al-Shatibi, seorang qari terkenal, menjadi salah satu pengajar utama di lembaga pendidikannya itu. Selain itu ia juga menerjuni bidang bisnis dan memiliki perniagaan di Hindia dan Maroko. Wallahu a’lam bis showab.

Semoga Allah merahmati al-Qadhi al-Fadhil dan orang-orang yang seperti beliau.*/Kuala Lumpur, 25 Dzulqaidah 1432/ 23 Oktober 2011.

- Sumber -
Oleh: Alwi Alatas

Hidayatullah.com—Banyak orang yang memiliki peranan besar dalam sejarah, tetapi kisah mereka cenderung terlupakan. Di antara orang-orang semacam ini adalah seorang negarawan bernama Abdul Rahim al-Basyani (1131-1199/1200), atau yang lebih dikenal dengan sebutan al-Qadhi al-Fadhil. 

Saat membahas tentang Shalahuddin dan keberhasilannya dalam Perang Salib, banyak yang lupa bahwa sebenarnya ada banyak orang di sekitar Shalahuddin yang memiliki peranan sangat besar dalam perjalanan karirnya serta pencapaian keberhasilannya. Di antara orang-orang itu, al-Qadhi al-Fadhil termasuk yang berada di posisi teratas.
Al-Qadhi al-Fadhil dilahirkan di kota Ascalon (Asqalan) di tengah pergolakan konflik dan Perang Salib di wilayah itu. Ia pindah ke Kairo beberapa waktu sebelum Ascalon jatuh ke tangan pasukan salib pada pertengahan tahun 1153. 

Tubuh al-Qadhi al-Fadhil memiliki cacat, yaitu tulang punggungnya bongkok (humpback), sehingga ia terpaksa menutupinya dengan sejenis kain penutup yang terjulur dari kepala hingga melewati punggungnya (kain taylasan). Kekurangannya ini kadang menjadi sumber celaan orang lain serta menjadikannya seorang yang sangat sensitif. Ia juga digambarkan oleh orang-orang yang hidup pada masanya sebagai seorang yang berwajah buruk. 

Seorang penyair dari Maroko pernah menulis kepada temannya seperti ini: ”Saya berada di pemandian umum al-Fayyum dan tiba-tiba saya melihat ... seseorang yang sangat aneh muncul (dan ia) tidak memiliki kepala ataupun leher. Wajahnya tenggelam ke dalam dadanya dan jenggotnya berada di perutnya. Dia tampak seperti seseorang yang kita kenal.” Yang ia maksud dengan kalimat terakhir adalah al-Qadhi al-Fadhil.

Pernah suatu kali al-Qadhi al-Fadhil diutus ke Mosul. Ketika buah-buahan dihidangkan, beberapa penguasa menyindirnya dengan mengatakan, ”Buah mentimunmu bengkok.” Al-Qadi al-Fadhil segera menjawabnya dengan mengatakan, ”Kubis kami lebih baik dari buah mentimunmu.” 

Terlepas dari itu semua semua ia tidak pernah berputus asa dalam menjalani hidupnya dan tidak mundur dalam meraih kecemerlangan. Ia bahkan mencapai sebuah keberhasilan yang tidak mampu diraih oleh kebanyakan orang yang memiliki kesempurnaan wajah dan tubuh.

Al-Qadhi al-Fadhil memiliki kemauan yang kuat serta karir yang sangat menonjol. Ia merupakan seorang yang shalih, taat beribadah, memiliki ilmu agama yang mendalam, serta menguasai seni menulis yang sangat indah. Kehebatannya dalam menulis dan menggunakan bahasa yang indah diakui oleh banyak sejarawan. Al-Dzahabi di dalam Siyar A’lam Nubala menyatakan, ”Kelihaian seni menulis surat dan keindahan menyusun redaksi telah terhenti pada al-Qadhi al-Fadhil.” 

Ia bekerja pada pemerintahan Dinasti Fatimiyah di Kairo. Ia meniti karir di kerajaan itu hingga ia memegang kedudukan sebagai pemimpin administrasi kerajaan. Karena ketika itu Dinasti Fatimiyah sedang berada dalam pergolakan internal yang parah dan terancam oleh invasi  pasukan Salib, al-Qadhi al-Fadhil, atas persetujuan dan perintah Khalifah Fathimiyah, berperan dalam membangun komunikasi serta surat menyurat dengan Khalifah Abbasiyah di Baghdad dan Nuruddin Zanki di Suriah. Hal ini berdampak pada masuknya pasukan Suriah dibawah kepemimpinan Shirkuh dan Shalahuddin ke Mesir serta penguasaan atas negeri itu pada tahun 1169.

Ketika Shalahuddin ditetapkan sebagai wazir di Mesir, ia menghadapi tantangan yang serius dalam upaya mengubah Dinasti Fatimiyah yang berhaluan Syiah menjadi Sunni serta dalam mengalihkan loyalitasnya ke Baghdad. Ia tidak bisa serta merta mengubah haluan negeri itu, karena masih banyaknya pendukung Ismailiyah yang berada di pemerintahan Mesir. Namun berkat bantuan dan nasihat al-Qadhi al-Fadhil, proses perubahan itu bisa dilakukan dalam waktu kurang dari tiga tahun. Setelah beberapa pemberontakan kecil yang dapat segera diketahui dan ditindak, pada tahun 1171 doa shalat Jum’at di Mesir dibacakan untuk Khalifah Abbasiyah. Pada waktu yang bersamaan, khalifah terakhir Fatimiyah meninggal dunia. 

Tentang ini, Shalahuddin berkomentar dengan nada simpati, ”Kalau saja kami mengetahui bahwa ia akan meninggal pada hari Jum’at ini (10 Muharram 567H; 1171), kami tidak akan membuatnya sedih dengan menghapuskan namanya pada khutbah Jum’at.” Al-Qadhi al-Fadhil langsung meresponsnya dengan kata-kata berikut, ”Tetapi kalau ia mengetahui Anda tidak menghapus namanya dari khutbah Jum’at, mungkin dia tidak akan (jadi) meninggal dunia.”

- Sumber -

Oleh: Abduh Zulfidar Akaha

 

وَإِنَّهُ سَيَكُونُ فِي أُمَّتِي كَذَّابُونَ ثَلَاثُونَ كُلُّهُمْ يَزْعُمُ أَنَّهُ نَبِيٌّ وَأَنَا خَاتَمُ النَّبِيِّينَ لَا نَبِيَّ بَعْدِي .
“Sesungguhnya akan ada tiga puluh orang pendusta di tengah umatku. Mereka  semua mengaku nabi. Padahal, aku adalah penutup para nabi, tidak ada nabi sesudahku.

Takhrij

Hadits ini diriwayatkan Abu Dawud (3710), At-Tirmidzi (2145), Ibnu Majah (3942), Ahmad (21361), Al-Baihaqi dalam Dala`il An-Nubuwwah (2901), Ibnu Wadhdhah dalam Al-Bida’ (249), Al-Hakim dalam Al-Mustadrak (8509), Ibnu Hibban dalam Shahihnya (7361), dan Ath-Thabarani dalam Musnad Asy-Syamiyyin (2623); dari Tsauban bin Bujdud RA. At-Tirmidzi berkata, “Ini adalah hadits hasan shahih.” Al-Hakim berkata, “Hadits ini shahih menurut syarat Al-Bukhari dan Muslim, namun mereka berdua tidak mengeluarkannya.” Syaikh Al-Albani menshahihkan hadits ini dalam Tahqiq Misykat Al-Mashabih (5406), Shahih Sunan Abi Dawud (4252), Shahih Sunan At-Tirmidzi (2219), dan Shahih Al-Jami’ Ash-Shaghir (2654).

Dengan matan sedikit berbeda, hadits tentang akan munculnya nabi palsu juga diriwayatkan oleh Al-Bukhari (3340), Muslim (7526), At-Tirmidzi (2144), Ahmad (6930), dan Ath-Thabarani dalam Al-Kabir (199); dari Abu Hurairah RA. 

Rahasia “Penutup Para Nabi”

Fakta akan munculnya nabi-nabi palsu, jauh-jauh hari sudah dikabarkan oleh Rasulullah SAW. Demikianlah yang tersirat dari sabda beliau, “Aku adalah penutup para nabi, tidak ada nabi sesudahku.” Dan, demikian pula yang difirmankan Allah SWT, “Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup para nabi.” (Al-Ahzab: 40)

Kata “penutup para nabi,” menyiratkan makna bahwa akan muncul nabi-nabi palsu, baik itu pada masa hidup Nabi Muhammad SAW maupun pasca beliau wafat. Fakta pun berbicara di kemudian hari, dimana sabda Nabi ini menemukan buktinya. Dan, kebenaran sabda ini tentu saja adalah sebagian dari mukjizat beliau.

Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani berkata, “Secara tekstual hadits ini menyebutkan bahwa tiga puluh orang tersebut semuanya mengaku nabi. Inilah dia rahasia sabda Nabi pada akhir hadits sebelumnya, ‘Dan sesungguhnya aku adalah penutup para nabi.’ Hal ini juga bisa berarti bahwa yang mengaku sebagai nabi di antara mereka hanya tiga puluh orang, sementara selebihnya adalah para pendusta saja namun mereka menyeru kepada kesesatan.”

Nabi Palsu Pada Masa Nabi SAW dan Khulafaur Rasyidin

Pada masa Nabi, muncul Nabi palsu di Yaman bernama Abhalah bin Ka’ab bin Ghauts Al-Kadzdzab, atau yang lebih dikenal sebagai Al-Aswad Al-Ansi. Al-Aswad pernah mengirim surat kepada Rasulullah SAW, “Hai orang-orang yang membangkang kepada kami, kembalikanlah tanah kami yang telah kalian rampas. Berikan kepada kami apa yang telah kalian kumpulkan, karena kami lebih berhak memilikinya. Adapun kalian, cukuplah kalian dengan apa yang kalian miliki.”

Al-Aswad mati dibunuh oleh istrinya, Idzan, yang bekerja sama dengan pasukan kaum muslimin dalam strategi yang jitu. Berita matinya Al-Aswad sampai ke Madinah pada pagi hari wafatnya Rasulullah SAW. Namun, ada juga riwayat yang mengatakan bahwa kabar tersebut sampai Madinah ketika Khalifah Abu Bakar baru saja selesai mempersiapkan pasukan Usamah.

Di Yamamah, juga muncul nabi palsu bernama Musailimah bin Tsumamah bin Habib Al-Kadzdzab.Musailimah (bukan Musailamah) pernah datang kepada Nabi bersama rombongannya dari Bani Hanifah. Dia berkata, “Jika Muhammad menyerahkan perkara ini kepadaku setelah dia meninggal, aku akan mengikutinya.”

Mendengar apa yang dikatakan Musailimah, Nabi bersabda, “(Jangankan kenabian), kamu minta tongkat ini dariku saja tidak akan aku berikan. Sungguh, jika kamu pergi, niscaya Allah akan menyembelihmu. Sesungguhnya telah diperlihatkan kepadaku apa yang akan terjadi padamu.” 

Nabi benar. Musailimah mati oleh Wahsyi bin Harb. Dia lempar Musailimah dengan tombak,  Musailimah mati pada masa kekhalifahan Abu Bakar Ash-Shiddiq. 

Masih pada masa Nabi, dari Bani Asad muncul nabi palsu bernama Thulaihah bin Khuwailid bin Naufal.Pada tahun sembilan Hijrah, dia datang bersama kaumnya kepada Nabi dan menyatakan keislamannya. Ketika Nabi sakit keras, dia memproklamirkan dirinya sebagai nabi. Dia ingin menggantikan Nabi Muhammad SAW sepeninggal beliau.

Thulaihah dan pasukannya pernah beberapa kali bertempur dengan kaum muslimin dan selalu kalah. Bersama istrinya, dia kabur ke Syam (sekarang Suriah). Dia mendapatkan hidayah dan kembali ke pangkuan Islam. Thulaihah mati syahid dalam Perang Nahawand tahun 21 H.

Ada juga nabi palsu bergender perempuan. Sajah binti Al-Harits bin Suwaid namanya. Dia berasal dari Bani Tamim. Dia memproklamirkan kenabiannya setelah Nabi wafat dan ketika kaum muslimin sedang sibuk memerangi kaum murtaddin. Sajah tidak pernah terlibat peperangan langsung dengan kaum muslimin. Justru dia ‘bersaing’ dengan sesama nabi palsu, yakni Musailimah, yang sempat memperistrinya selama tiga hari. Dia tinggal di tengah-tengah kaumnya hingga masa kekhalifahan Muawiyah bin Abi Sufyan, sebelum akhirnya dia diusir oleh Muawiyah.
Nabi Palsu Pasca Khulafaur Rasyidin

Dalam ‘Aun Al-Ma’bud Syarh Sunan Abi Dawud, Imam Abu Ath-Thayyib Abadi menyebutkan sebuah atsar dari Ibnu Abi Hatim dari Abu Zumail; Ada seorang laki-laki bertanya kepada Ibnu Abbas RA, “Hai Ibnu Abbas, sesungguhnya Al-Mukhtar bin Abi Ubaid mengaku bahwa tadi malam dia mendapatkan wahyu.” Ibnu Abbas berkata, “Dia benar.” Abu Zumail yang saat itu berada di dekat Ibnu Abbas langsung tersentak. Dia bangun dan berkata, “Ibnu Abbas mengatakan Al-Mukhtar benar telah mendapatkan wahyu?”

Kata Ibnu Abbas, “Sesungguhnya wahyu itu ada dua macam; wahyu dari Allah dan wahyu dari setan. Wahyu Allah diturunkan kepada Nabi-Nya Muhammad SAW. Sedangkan wahyu setan diturunkan kepada kawan-kawannya.” Lalu, Ibnu Abbas pun membaca ayat, “Sesungguhnya setan itu memberikan wahyu kepada kawan-kawannya untuk membantah kalian.” (QS. Al-An’am: 121)

Pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan Al-Umawi, juga ada nabi palsu bernama Al-Harits bin Said Al-Kadzdzab. Dulunya, ia adalah seorang zuhud yang ahli ibadah. Namun sayang, ia tergelincir dari jalan Allah dan mengikuti jalan setan. Ia didatangi iblis dan diberi ‘wahyu.’ Ia bisa membuat keajaiban2 laksana mukjizat seorang nabi. Saat musim panas, ia datangkan buah-buahan yang hanya ada pada musim dingin. Dan ketika musim dingin, ia datangkan buah-buahan musim panas. Sehingga, banyak orang yang terpesona dan mengikuti kesesatannya.

Al-Harits ditangkap oleh Khalifah Abdul Malik. Ia disuruh bertaubat dan diberi kesempatan untuk bertaubat. Sejumlah ulama didatangkan untuk menyadarkannya. Tapi ia enggan. Ia tetap dalam kesesatannya. Akhirnya, Abdul Malik pun menjatuhkan hukuman mati padanya. Al-Ala` bin Ziyad berkata, “Aku tidak iri sedikit pun pada kekuasaan Abdul Malik. Tapi aku iri dengan vonis matinya terhadap Al-Harits. Sebab, Rasulullah SAW bersabda, ‘Hari kiamat tidak akan terjadi sebelum muncul tiga puluh orang dajjal pendusta yang semuanya mengaku nabi. Oleh karena itu, barangsiapa yang mengaku nabi, maka bunuhlah ia. Dan barangsiapa yang membunuh salah seorang dari mereka, maka ia akan masuk surga’.” (HR. Ibnu Asakir)

Dua Sebab Munculnya Nabi Palsu

Setidaknya ada dua hal yang membuat seseorang mengaku nabi dan atau mendapatkan wahyu setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW. Pertama, karena kebodohannya. Dan kedua, karena nafsu duniawi.

Dikarenakan kebodohan terhadap ajaran agama, seseorang yang lemah imannya sangat mudah digelincirkan setan. Dengan segala kelihaian dan kecerdikannya, setan bisa membuat seseorang merasa sangat yakin bahwa bisikan yang diterimanya adalah wahyu dari Allah melalui utusannya, Malaikat Jibril. Padahal, itu tak lain adalah bisikan setan

Dan, dikarenakan nafsu duniawi, baik itu motivasi materi ataupun kedudukan, seseorang bisa saja mengaku sebagai nabi dengan cara-cara yang dipoles sedemikian rupa. Anehnya, masih saja ada orang ‘Islam’ yang percaya kepada nabi palsu. Dan tak kalah aneh, ada pula yang menganggap nabi palsu sebagai seorang mujaddid! Wallahu a’lamu bish-shawab.*

- Sumber -

Kisah Tentang Nabi-Nabi Palsu

Posted by Reza Arrizal F
Minggu, Maret 04, 2012

Rafael "Rafa" Benítez (lahir 16 April 1960; umur 51 tahun) adalah mantan pemain sepak bola asal Spanyol dan sekarang berkiprah menjadi pelatih. Dia adalah pelatih yang menangani Liverpool FC pada 2004-2010. Sebelumnya ia menangani Valencia CF dan beberapa tim di La Liga. Di Valencia, Rafa memberikan beberapa gelar diantaranya Piala UEFA, dan La Liga. Sementara bersama Liverpool FC, Rafa memberikan gelar Liga ChampionsPiala FACommunity Shield, dan Piala Super Eropa. Ia merupakan manajer sepak bola tersukses di Valencia dan juga di Liverpool FChingga saat ini.
Benitez menjadi pelatih tim raksasa ItaliaInter Milan sejak 10 Juni 2010 hingga 23 Desember 2010.
Rafael Benítez Maudes lahir tanggal 16 April 1960, dari keluarga kelas menengah di kota Madrid. Ayahnya, Francisco Benítez, adalah seorang karyawan hotel. Sementara ibunya, Rosario Maudes, adalah seorang fans Real Madrid, lucunya sang ayah adalah fans Atletico Madrid. Francisco meninggal pada Desember 2005 ketika Benítez berada di Jepang untuk kejuaraan Piala Dunia Antarklub FIFA. Rafa merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Kakak tertuanya, yang biasa dipanggil Francisco, lahir tahun 1959. Adiknya yang biasa dipanggil Rosario, lahir beberapa tahun kemudian. Pada 1998, Benítez menikah dengan wanita bernama Maria de Montserrat, seorang doktor ilmu hukum, yang lahir di Ourense. Mereka mempunyai dua anak perempuan, Claudia, (lahir tahun 1999 di Madrid) and Ágata (lahir di Valencia tahun 2002).
Rafa muda memulai karier pemain sepak bola di Madrid dan bermain untuk beberapa tim sekolahan. Bakat Rafa sebagai pelatih sudah mulai terlihat sejak ia melatih tim sepak bola anak kecil saat usianya 13 tahun. Pada usia 12 tahun, Rafa bergabung dengan Real Madrid cantera. Ia lantas menunjukan prestasi progresif dan lantas naik menjadi pemain Real Madrid Aficionados di Tercera Division dan kemudian di Castilla CF di divisi Segunda. Di bidang akademik, Rafael Benitez adalah seorang sarjana pendidikan psikologi. Ia merupakan lulusan dari Universidad Politécnica de Madrid tahun 1982.
Pada 1979 Rafa terpilih sebagai pemain dalam tim Spain Universities XI di World Student Games di Mexico City. Ia mencetak gol penalti saat pertandingan pembuka. Namun di pertandingan selanjutnya melawan Kanada, ia terkena cedera saat ditekel oleh pemain Kanada. Cedera itulah yang menyebabkan Rafa harus pensiun dari dunia sepak bola ditahun 1986 setelah sebelumnya sempat bermain untuk AD Parla dan kemudian Linares FC.
Pada usia 26 tahun di 1986, Rafa kembali ke Real Madrid sebagai staf pelatih. Pada tahun 1987 ia melatih klub Castilla B, dengan klub itu ia meraih gelar tahun 1987 dan 1989. Ia memenangi gelar ketiga bersama Real Madrid B tahun 1990. Pada musim 1990-91 ia menggantikan Jose Antonio Camacho sebagai pelatih Real Madrid U-19.
Musim 1992-92, Benitez bekerja sebagai asisten pelatih Mariano Garcia Remon di Real Madrid B dan mengambil alhir posisi pelatih kepala tahun 1993-94. Lalu pada 4 September 1993, Rafa memulai debut sebagai pelatih di divisi Segunda bersama Hercules CF. Maret 1994, ia menjadi asisten pelatih Vicente del Bosque di Real Madrid senior sebelum akhirnya kembali ke Real Madrid B tahun 1995.
Rafael Benitez dikenal sebagai pelatih spesialis promosi. Ia sukses mengantar Extremadura CF promosi ke divisi utama kompetisi La Liga musim 1998, namun hanya bertahan satu musim karena klub itu kembali lagi terdegradasi ke divisi dua. Ia juga sukses mengantar Tenerife promosi ke divisi utama pada musim 2000-01.
Pada musim 2001, ia ditarik masuk sebagai pelatih Valencia menggantikan Hector Cuper. Banyak fans Valencia yang meragukan kualitas Rafa, maklum ia masih muda dan belum pernah memberikan prestasi bagus untuk tim yang dibesutnya. Namun fakta dilapangan berbalik dengan prediksi orang. Rafael Benitez sukses memberikan gelar La Liga (musim 2001-02 dan 2003-04) serta Piala UEFA(musim 2003-04 saat mengalahkan Marseille).
Liverpool yang sudah lama tertarik dengan pelatih Spanyol ini, bergegas mendekati Rafa begitu mendengar hubungan antara ia dan manajemen Valencia sedang retak diakhir musim 2003-04. Dan akhirnya jadilah Rafael Benitez terbang ke Inggris untuk menangani The Reds.
Salah satu kendala Rafa selama berada di Inggris adalah bahasa, ia kurang fasih berbahasa Inggris akibatnya instruksi-instruksi ia di lapangan harus diterjemahkan oleh penerjemah.
Musim pertama berada di Anfield, Rafa langsung mengantar Liverpool menjadi juara Liga Champions dengan menundukan AC Milan 3-3 (5-3 via adu penalti). Sebelumnya di semifinal, Rafa sukses mengantar Liverpool FC meng-KO Chelsea (yang saat itu diasuh Jose Mourinho) dengan skor agregat 1-0. Korban Rafa lainnya adalah raksasa Italia lain di babak 8 besar yaitu Juventus (yang saat itu dilatih Fabio Capello).
Memang polesan Rafa tidak terlalu baik di Liga Premier, namun begitu Liverpool main di Liga Champions segala yang tidak mungkin terjadi bisa saja terjadi.
Musim 2005-06, Rafa sukses mengantar Liverpool menjadi juara Piala FA. Untuk posisi kipper, pahlawan Liverpool di final LC 2005, Jerzy Dudek terpaksa harus minggir dan digantikan bintang baruSpanyol yang ditransfer dari VillarrealPepe Reina.
Atas prestasinya dimusim 2005-06, Rafa menjadi satu-satunya pelatih dalam sejarah Liverpool yang sukses didua musim pertamanya.
Musim 2006-07 sekali lagi Rafa sukses mengantar Liverpool menembus final Liga Champions setelah mengalahkan Chelsea di semifinal. Dan lawan yang ia hadapi masih sama, AC Milan.
Sayang difinal, skuad Rafa kalah 2-1 oleh AC Milan melalui dua gol Filippo Inzaghi. Atas kekalahannya itu, Rafa memutuskan untuk merombak skuad Liverpool menghadapi musim 2007-08.
Musim 2007-08 dilalui Rafa dengan lumayan berat. Di Liga Premier, Rafa bersama Liverpool terlambat start sehingga kembali gagal menjadi juara.
Perolehan berbeda terjadi di Liga Champions. Entah kenapa prestasi The Reds bersama Rafael Benitez selalu hebat di Liga Champions. Walaupun sempat terancam gagal ke babak 16 besar, Rafa akhirnya mampu membangkitkan semangat anak-anak Anfield. Salah satu korban Rafa bersama Liverpool adalah Internazionale Milano. Selanjutnya Arsenal juga dikalahkan oleh Liverpool dibabak delapan besar LC. Baik Inter (pelatih Roberto Mancini) dan Arsenal (Arsene Wenger) sama-sama dijagokan untuk meraih gelar LC musim ini.
Liverpool kemudian akan bertarung melawan Chelsea dibabak semifinal. Ini merupakan pertemuan ketiga mereka di babak semifinal setelah sebelumnya terjadi di musim 2004-05, dan 2006-07.
Pada 3 Juni 2010 dia meninggalkan Liverpool dengan alasan ketidakcocokan gaya manajemen yang enggan memberinya dana segar untuk pemain baru. Rumor yang berkembang Benitez diisukan melatih Inter Milan di musim depan.
Setelah bernegosiasi panjang di SardiniaItalia, Benitez ditunjuk menjadi pelatih Inter pada 9 Juni 2010 dan secara resmi diperkenalkan pada 10 Juni 2010. Di Inter, dia menggantikan posisi Jose Mourinho yang hijrah ke Real Madrid. Catatan kepelatihannya di Inter tergolong labil dengan serentetan hasil buruk di Liga Champions dan Liga Italia. Inter terpuruk di posisi ke-7 klasemen sementara.
Benitez berhasil membawa pulang dua gelar dari tiga gelar yang ada di sisa 2010 sebagai periode pertamanya menangani Inter. Di pentas Piala Super Eropa, Nerazzurri -julukan Inter- kalah 0-2Atlético Madrid. Tapi sebelumnya Benitez berhasil membawa trofi Piala Super Italia setelah menang 3-1 atas AS Roma.
Pada 18 Desember 2010, Inter menang 3-0 atas TP Mazembe di final Piala Dunia Antarklub FIFA 2010 yang dihelat di Abu DhabiUni Emirat Arab. Meski begitu, rumor pemecatan atas dirinya tetap santer menyusul ungkapan provokatif yang menyatakan dia ingin dipecat atau tetap bertahan dengan syarat membeli 4-5 pemain baru pada bursa transfer Januari 2011.
Secara resmi tanggal 23 Desember 2010 Benitez dipecat oleh Inter dan mendapat pesangon sekitar 96 miliar. Dia hanya melatih selama enam bulan saja.










Rafael Benítez

Posted by Reza Arrizal F

Search

Popular Posts

Translate

reza cute. Diberdayakan oleh Blogger.


Fans Pages

Get this widget!
close

Copyright © VANREZ -Reza Arrizal Firdaus- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan