Posted by : Reza Arrizal F
Selasa, September 18, 2012
Afrika selatan adalah Negara yang
terletak diujung selatan Benua Afrika. Sekitar 79,5 persen penduduknya
keturunan Afrika Hitam, yang terbagi dalm berbagai kelompok etnik. Afrika Selatan
juga memiliki penduduk asal Eropa dan Asia. Orang-orang eropa berkulit putih
telah mengkoloni Afrika Selatan sejak pertengahan abad -17. Orang kulit kulit
putih yang utamanya dari Belanda dan Inggris telah menguasai kehidupan politik
dan ekonomi Negara itu.
Pada 1948, Partai Nasional naik
kepuncak kekuasaan. Partai ini memperkokoh politik pemisah ras yang telah
dimulai sejak kekuasaan Belanda dan Inggris. Pemerintah Nasionalis membagi
semua penduduk berdasarkan ras, yang masing-masing memiliki hak dan
keterbatasan. Minoritas kulit putih menguasai penduduk kulit hitam yang
mayoritas. Kebijakan itu secara formal dilembagakan yang kemudian dikenal
dengan Apartheid (pemisahan). Minoritas
kulit putih meikmati standart hidup tinggi, sementara mayoritas kulit hitam
tetap terbelakang dalam pendapatan, pendidikan, perumahan dan harapan hidup.
Salah satu tokoh penting dimasa Apartheid adalah Nelson Mandela. Semua orang
tau ia bukanlah seorang Muslim. Tapi ada satu sisi yang menarik, yaitu sikapnya
sebagai pemimpin yang berjuang dan kemudian berhasil menghapus Apartheid. Kulit putih berkuasa dan
memandang rendah serta menindas kaum kulit hitam. Itu sebuah kedzaliman yang
terstructur sehingga kulit hitam tidak mendapatkan hak-haknya sebagai manusia yang
wajar dan sebagai warga Negara yang sah dalam sebuah Negara yang mayoritas
berkulit hitam.
Nelson Mandela lahir di Traskei,
Afrika Selatan pada 18 Juli 1918. Mandela belajar di Universitas Colledge of
Fort Hare dan University of Witwaterstand dan memperoleh gelar sarjana hukum
pada 1942. Ia bergabung dengan ANC (African National Congress; Kongres Nasional
Afrika) pada 1944 dan terlibat dalam gerakan perlawanan terhadap Partai
Nasional, partai pendukung Apartheid.
Karena perjuangannya itu, ia diadili atas tuduhan subservi pada 1956-1961 dan diputus
tidak bersalah pada 1961.
Setelah ANC dilarang pada 1960,
Nelson Mandela mendirikan sayap militer dalam ANC yang bergerak dibawah tanah. Pada
Juni 1961, ANC mempertimbangkan usulannya untuk menggunakan taktik kekerasan
dan menyutujui bahwa siapa saja yang bergabung dalam gerakan Mandel tidak akan
dihang-halangi oleh ANC. Pemikiran ini mengantarkan lahirnya Umkhonto we Sizwe, semacam gerilyawan
kota. Mandela ditangkap pada 1962 dan dihukum 5 tahun penjara dengan kerja
paksa. Pada 1963, ketika beberapa pemimpin ANC dan Umkhonto we Sizwe ditahan, Mandela diadili bersama atas tuduhan plot
untuk menggulingkan pemerintah dengan kekerasan.
Pernyataanya dari ruang
pengadilan mendapatkan perhatian internasional. Pada 12 Juni 1964, delapan
orang dari tertuduh, termasuk Mandela, dijatuhi hukuman seumur hidup. Dari 1964
sampai 1982. Ia ditahan di Penjara Robben Island, di luar kota Cape Town;
kemudian dipindahkan ke Penjara Pollsmoor, dekat daratan. Selama di penjara,
reputasi Nelson Mandela perlahan semakin naik. Ia diakui sebagai pemimpin kulit
hitam yang paling menonjol di Afrika Selatan dan menjadi symbol perlawanan
ketika gerakan anti-Apartheid semakin
kuat. Ia secara konsisten menolak menghentikan gerakan perlawan untuk
memperoleh pembebasan dirinya. Nelson Mandela dibebaskan pada 11 Pebruari 1990.
Setelah dibebaskan, ia secara all-out
berjuang untuk mewujudkan cita-citanya yang telah ia perjuangkan selama 40
tahun. Pada 1991, Mandela terpilih menjadi Presiden ANC, sementara teman
seperjuangannya, Oliver Tambo, menjadi ketua harian.
Setelah menjadi Presiden Afrika
Selatan melalui pemilu yang bersejarah pada 1994, Mandela diwawancarai oleh
seorang wartawan dan ditanya apa yang akan dilakukan terhadap orang-orang yang
pernah memenjarakannya dan menghinakannya. Konon, ketika di penjara ia pernah
dihinakan dan dikencingi, suatu perlakuan yang tentunya sakat menyakitkan. Secara
mengejutkan, Nelson Mandela menjawab pertanyaan wartawan itu dengan mengatakan,
“…..to forgive but not to forget.”
Artinya “….memaafkan tetapi tidak
melupakan.”
Banyak tokoh pembuat sejarah yang
lahir didunia ini. Sejarah adalah Guru yang terbaik, maka kita harus belajar
dari sejarah. Semakin banyak merenung, semakin banyak pula pelajaran yang bisa
kita dapat. Al-Qur’an dengan jelas mendorong agar kita terus mengambil ‘ibrah (pelajaran) di mana saja (fa’tabiru ya ulil abshar). Mandela telah memberi pelajaran tentang
perjuangan melawan kedzaliman, melawan diskriminasi. Ia juga memberikan
pelajaran tentang pentingnya memaafkan, tidak mendendam mereka yang pernah
mendzaliminya. Ia juga memberikan pelajaran untuk tidak melupakan kesalahan
masa lalu agar tidak mengulang kesalahan yang sama.
Tidak mustahil, Nelson Mandela
sesunggunya belajar dari Nabi Muhammad SAW ketika menaklukan kota Makkah, yang
penduduknya pernah berencana membunuhnya. Nabi Muhammad SAW menyatakan saat
penaklukan itu, “antum thulaqa’,”
yang artinya, “wahai penduduk Makkah,
kamu semua bebas” tidak aka nada balas dendam.
Oleh :
Syafiq A. Mughni, Matan,
Edisi 72, Juli 2012